Trading
Apa Itu Yield Farming?
Yield farming adalah strategi investasi kripto berisiko tinggi. Strategi ini melibatkan peminjaman atau penempatan aset kripto di DeFi untuk memperoleh imbal hasil lebih tinggi. Investor bisa menerima pembayaran dalam bentuk mata uang kripto tambahan.
Yield farming populer berkat penambangan likuiditas, yang melibatkan peminjaman aset ke DEX untuk mendapatkan insentif. Meskipun sektor ini sempat mengalami puncak popularitas pada 2020, hype tersebut meredup setelah keruntuhan stablecoin TerraUSD pada Mei 2022.
Sejarah Singkat Yield Farming
Pada Juni 2020, Compound, sebuah pasar kredit berbasis Ethereum, mulai membagikan token COMP kepada penggunanya. Token ini memberi hak suara dalam tata kelola platform dan mulai menarik minat besar dari komunitas DeFi. Ketertarikan pada token ini mengangkat Compound ke posisi terdepan, mempopulerkan istilah “yield farming.”
Cara Kerja Yield Farming
Yield farming memungkinkan investor memperoleh imbal hasil dengan menempatkan aset kripto di dApp untuk menyediakan likuiditas pasangan token. Beberapa contoh platform yang menggunakan yield farming adalah dompet kripto, bursa terdesentralisasi (DEX), dan media sosial terdesentralisasi.
Proses ini sering kali melibatkan peminjaman atau staking aset di DEX, dengan tujuan memperoleh bunga atau melakukan spekulasi harga. Kontrak pintar dalam DeFi memfasilitasi praktik ini.
Peran Yield Farming
Yield farming dapat dilakukan dengan berbagai peran: penyedia likuiditas, pemberi pinjaman, peminjam, atau staker. Penyedia likuiditas menyetor dua jenis aset kripto ke DEX untuk memfasilitasi perdagangan, dan menerima imbalan berupa biaya transaksi atau token LP.
Peminjam dan pemberi pinjaman dapat berinteraksi melalui kontrak pintar di protokol seperti Compound atau Aave. Di blockchain proof-of-stake (PoS), staker bisa mendapatkan bunga dengan mempertaruhkan token mereka sebagai jaminan keamanan jaringan. Beberapa pengguna bahkan menggabungkan staking dengan likuiditas token LP untuk mendapatkan imbal hasil ganda.
Risiko Yield Farming
Yield farming membawa sejumlah risiko, seperti:
Rug Pulls: Penipuan exit scam di mana pengembang meninggalkan proyek tanpa mengembalikan dana kepada investor.
Risiko Regulasi: Penegakan hukum dari otoritas seperti SEC yang bisa menghentikan aktivitas di platform DeFi tertentu.
Turbulensi Pasar: Fluktuasi harga yang tinggi bisa menyebabkan kerugian besar bagi investor yang terlibat.
Meskipun yield farming bisa memberikan keuntungan tinggi, ini adalah investasi berisiko tinggi yang memerlukan pemahaman mendalam dan kewaspadaan terhadap potensi kerugian besar.