Trading
Definisi Window Dressing
Window dressing mengacu pada upaya untuk menyesuaikan portofolio investasi pada akhir periode pelaporan agar terlihat lebih baik secara visual. Ini sering kali dilakukan dengan cara membeli instrumen saham yang memiliki kinerja yang baik pada akhir periode pelaporan dan menjual saham yang memiliki kinerja buruk.
Selain itu, manajer investasi juga dapat melakukan pembelian saham populer atau yang sedang tren hanya untuk sementara waktu, dengan tujuan meningkatkan nilai portofolio mereka.
Tujuan Window Dressing
Tujuan utama dari praktik window dressing adalah untuk meningkatkan penampilan portofolio investasi pada akhir periode pelaporan. Beberapa tujuan khusus yang ingin dicapai melalui window dressing antara lain:
Meningkatkan Citra Portofolio
Salah satu tujuan utama window dressing adalah untuk menciptakan kesan bahwa portofolio investasi tersebut memiliki kinerja yang lebih baik daripada yang sebenarnya. Dengan demikian, manajer investasi atau investor institusional berharap dapat menarik minat lebih banyak investor dan mempertahankan kepercayaan yang ada.
Menarik Investor Baru
Dengan menciptakan ilusi bahwa portofolio investasi memiliki kinerja yang solid, tujuan window dressing juga dapat memikat investor baru untuk menanamkan modal dalam dana atau produk investasi tersebut. Hal ini terutama penting bagi manajer investasi yang ingin menarik dana tambahan atau mengakuisisi lebih banyak klien.
Memenuhi Persyaratan Investasi atau Regulasi
Terkadang, window dressing juga digunakan untuk memenuhi persyaratan investasi atau regulasi tertentu yang mengharuskan penampilan portofolio yang lebih baik. Ini mungkin termasuk aturan internal perusahaan atau persyaratan yang ditetapkan oleh otoritas pengawas pasar modal.
Cara Melakukan Window Dressing
1. Reposisi Portofolio
Manajer investasi dapat mereposisi portofolio dengan cara memindahkan dana dari saham atau obligasi yang kurang menguntungkan ke instrumen keuangan yang telah menunjukkan kinerja yang lebih baik. Misalnya, mereka mungkin menjual saham yang telah mengalami kerugian besar dan membeli saham yang sedang naik nilainya.
2. Meningkatkan Bobot Saham Pemenang
Dalam upaya untuk meningkatkan penampilan portofolio, manajer investasi mungkin menambah bobot saham yang telah memberikan keuntungan besar selama periode pelaporan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa saham-saham yang unggul tersebut memiliki dampak yang lebih besar terhadap kinerja portofolio secara keseluruhan.
3. Menyembunyikan Saham Bermasalah
Untuk menyembunyikan saham-saham yang mengalami penurunan nilai atau kinerja buruk, manajer investasi dapat mengurangi bobot saham-saham tersebut dalam portofolio mereka. Ini dilakukan untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap kinerja portofolio secara keseluruhan.
4. Penyesuaian Sektor
Manajer investasi juga dapat melakukan penyesuaian sektor dengan cara meningkatkan alokasi ke sektor-sektor yang diharapkan akan memiliki kinerja yang baik pada periode pelaporan tertentu, sementara menurunkan eksposur terhadap sektor-sektor yang dianggap berisiko atau tidak menarik.
5. Menunda Penjualan Saham Bermasalah
Daripada menjual saham-saham yang mengalami penurunan nilai, manajer investasi dapat memilih untuk menundanya hingga periode pelaporan berikutnya. Ini memungkinkan mereka untuk menunda pengakuan kerugian dalam portofolio mereka.
Contoh Window Dressing
Salah satu contoh window dressing adalah ketika sebuah dana investasi menjual saham-saham yang mengalami penurunan harga pada akhir periode pelaporan dan membeli saham-saham yang sedang naik. Dengan demikian, ketika laporan keuangan diterbitkan, portofolio tersebut terlihat lebih baik daripada sebenarnya. Contoh lainnya adalah ketika sebuah perusahaan menjual surat utang jangka pendek dan menggunakan hasilnya untuk membeli saham yang lebih likuid dan menjanjikan, yang kemudian diumumkan sebagai bagian dari portofolio mereka.