Trading
Pengertian Underlying Asset
Belajar Underlying Asset, atau aset dasar, merujuk kepada aset yang menjadi dasar untuk kontrak derivatif atau instrumen keuangan lainnya. Aset dasar ini membentuk nilai dasar atau harga acuan bagi produk investasi tertentu. Dalam konteks derivatif, Underlying Asset menjadi dasar bagi nilai kontrak, seperti opsi atau futures.
Fungsi Underlying Asset
Fungsi Underlying Asset sangat penting dalam berbagai jenis investasi, terutama dalam produk-produk derivatif seperti opsi, futures, dan swap. Berikut ini adalah beberapa fungsi utama dari Underlying Asset:
1. Penentu Nilai
Underlying Asset menjadi penentu utama nilai dari instrumen keuangan yang terkait dengannya. Misalnya, dalam kontrak opsi saham, harga saham yang menjadi Underlying Asset menjadi dasar untuk menentukan nilai opsi tersebut. Dengan demikian, pergerakan harga Underlying Asset akan berdampak langsung pada nilai instrumen keuangan yang terkait.
2. Spekulasi
Underlying Asset memungkinkan investor untuk melakukan spekulasi terhadap pergerakan harga aset tersebut. Misalnya, seorang investor bisa membeli opsi beli (call option) atas saham tertentu jika ia yakin harga saham tersebut akan naik di masa depan. Dengan demikian, investor dapat mengambil posisi spekulatif terhadap Underlying Asset tanpa harus membeli aset tersebut secara langsung.
3. Hedging
Underlying Asset juga digunakan untuk melindungi risiko (hedging) dari fluktuasi harga aset tersebut. Misalnya, seorang petani yang menjual hasil panen jagungnya di masa depan bisa menggunakan kontrak futures jagung sebagai lindung nilai terhadap penurunan harga jagung di pasar. Dengan menggunakan kontrak futures sebagai instrumen derivatif, petani tersebut dapat mengunci harga penjualan jagungnya pada tingkat yang lebih stabil.
4. Pengembangan Portofolio
Pengetahuan tentang Underlying Asset memungkinkan investor untuk mengembangkan portofolio investasi yang beragam dan seimbang. Dengan memasukkan berbagai jenis aset dasar yang berbeda dalam portofolio mereka, investor dapat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan dalam jangka panjang.
Jenis Underlying Asset
Underlying Asset dapat beragam jenisnya, tergantung pada instrumen keuangan yang terkait dengannya. Beberapa jenis Underlying Asset yang umum termasuk:
Saham: Saham dari sebuah perusahaan bisa menjadi aset dasar untuk opsi atau futures.
Indeks Saham: Indeks saham, seperti SP500 atau Dow Jones Industrial Average, sering digunakan sebagai Underlying Asset dalam produk derivatif.
Obligasi: Nilai dari obligasi bisa menjadi aset dasar untuk beberapa jenis derivatif.
Komoditas: Berbagai komoditas, seperti emas, minyak, atau jagung, sering digunakan sebagai Underlying Asset dalam perdagangan futures.
Mata Uang: Pasangan mata uang dari berbagai negara menjadi aset dasar untuk pasar valuta asing (forex).
Properti: Nilai properti bisa menjadi dasar untuk instrumen keuangan seperti Real Estate Investment Trusts (REITs) atau kontrak derivatif.
Contoh Underlying Asset
Misalkan Anda mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam opsi saham. Saham dari perusahaan Amazon menjadi Underlying Asset dalam kasus ini. Nilai saham Amazon akan menjadi dasar untuk menentukan harga dan nilai opsi tersebut. Sebagai contoh lain, dalam perdagangan futures komoditas, seperti minyak mentah, minyak tersebut menjadi Underlying Asset. Harga minyak mentah di pasar spot menjadi dasar untuk menetapkan harga kontrak futures.