Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Pasar tertutup adalah sistem ekonomi di mana aktivitas perdagangan dan investasi dikontrol ketat oleh pemerintah, dengan pembatasan signifikan terhadap impor atau partisipasi asing.
Dalam sistem ini, pemerintah sering kali memiliki peran dominan dalam menentukan siapa yang boleh melakukan bisnis, jenis barang yang bisa diperdagangkan, dan dengan siapa perdagangan dapat terjadi. Ini berlawanan dengan pasar terbuka, di mana perdagangan barang dan jasa berlangsung dengan sedikit atau tanpa hambatan.
Tujuan utama dari pasar tertutup adalah untuk melindungi industri domestik dari persaingan internasional yang mungkin membanjiri pasar lokal dengan produk impor murah. Ini dilakukan untuk membantu industri dalam negeri berkembang dan menjadi kompetitif di tingkat global. Selain itu, pasar tertutup juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan perdagangan, mengurangi ketergantungan pada negara asing, dan mempertahankan kedaulatan ekonomi.
Pasar tertutup mungkin memberikan beberapa keuntungan jangka pendek bagi negara, seperti perlindungan terhadap fluktuasi ekonomi global dan pengembangan industri lokal. Namun, di era globalisasi ini, efektivitas jangka panjang dari pasar tertutup sering kali dipertanyakan. Kritikus berargumen bahwa hal ini dapat menghambat inovasi, menyebabkan harga tinggi bagi konsumen, dan akhirnya mengurangi daya saing global negara.
Karakteristik pasar tertutup mencakup beberapa elemen kunci yang membedakannya dari pasar terbuka. Berikut adalah karakteristik utama dari pasar tertutup:
1. Pembatasan Impor: Pasar tertutup sering kali menerapkan tarif tinggi dan kuota pada impor untuk melindungi industri lokal dari persaingan asing, membatasi jumlah barang yang bisa masuk ke pasar domestik.
2. Kontrol Investasi Asing: Ada pembatasan ketat pada investasi asing, baik melalui regulasi langsung maupun melalui persyaratan kepemilikan yang membuat sulit bagi investor asing untuk masuk ke pasar atau mengakuisisi perusahaan lokal.
3. Subsidi untuk Produsen Domestik: Pemerintah sering memberikan subsidi kepada produsen dalam negeri untuk membuat produk mereka lebih kompetitif terhadap barang impor, mendukung pertumbuhan industri lokal.
4. Regulasi Ketat: Pasar tertutup ditandai dengan tingkat regulasi yang tinggi dari pemerintah terhadap aktivitas ekonomi, termasuk kontrol atas harga, distribusi, dan produksi barang dan jasa.
5. Keterbatasan pada Ekspor: Meskipun fokus utamanya adalah pada pembatasan impor, pasar tertutup juga bisa menetapkan regulasi tertentu terhadap ekspor, terutama untuk menjaga sumber daya alam atau produk strategis dalam negeri.
6. Proteksionisme: Secara keseluruhan, pasar tertutup menganut kebijakan proteksionisme, di mana negara mengambil langkah untuk melindungi industri lokalnya dari pesaing internasional dengan berbagai cara, termasuk hambatan perdagangan dan kebijakan ekonomi yang mendukung perusahaan domestik.
7. Intervensi Pemerintah: Ada tingkat intervensi pemerintah yang tinggi dalam operasi pasar, dari menetapkan kebijakan perdagangan hingga secara langsung mengelola atau memiliki perusahaan dan sumber daya.
8. Ketergantungan terhadap Pasar Domestik: Karena pembatasan terhadap perdagangan dan investasi asing, ekonomi dalam pasar tertutup cenderung lebih bergantung pada permintaan dan pasokan internal daripada dinamika pasar global.
9. Terbatasnya Pilihan untuk Konsumen: Pembatasan impor dan investasi asing bisa mengurangi variasi barang dan jasa yang tersedia untuk konsumen, sering kali menyebabkan harga yang lebih tinggi dan pilihan yang lebih terbatas.
10. Isolasi dari Fluktuasi Ekonomi Global: Meskipun bisa memberikan beberapa perlindungan terhadap krisis ekonomi global, isolasi ini juga bisa menghambat pertumbuhan dengan membatasi akses ke pasar, teknologi, dan investasi asing.
Kebijakan pasar tertutup biasanya meliputi tarif impor yang tinggi, kuota impor, subsidi untuk produsen domestik, dan pembatasan pada investasi asing. Tujuannya adalah untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan asing, mendorong produksi lokal, dan mengurangi ketergantungan pada impor. Kebijakan ini bisa mencakup larangan impor tertentu, pembatasan kepemilikan asing dalam perusahaan domestik, dan persyaratan lisensi khusus untuk beroperasi di pasar.
Contoh klasik dari pasar tertutup dapat dilihat dalam praktik proteksionisme ekonomi yang diadopsi oleh beberapa negara. Korea Utara adalah contoh ekstrem, di mana hampir semua aspek perdagangan dan investasi dikontrol oleh negara. Di lain pihak, negara-negara seperti India dan China, pada era tertentu, telah menerapkan kebijakan pasar tertutup untuk melindungi industri lokal mereka sebelum secara bertahap beralih ke kebijakan yang lebih liberal.
Trade with HSB Investasi easily
Masukkan deposit dan withdrawal trading secara instan via Bank Segregasi HSB
Registered & supervised by
Trade with HSB Investasi easily
Masukkan deposit dan withdrawal trading secara instan via Bank Segregasi HSB
Registered & supervised by
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Minimal 8 karakter
Setidaknya 1 angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil
Artikel Terpopuler HSB