Trading
Pengertian Mark Up
Mark up adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia bisnis dan keuangan yang merujuk pada peningkatan harga jual suatu produk atau layanan dari harga pokok atau biaya produksinya. Dengan kata lain, mark up adalah selisih antara harga jual dan harga pokok. Mark up ini biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dari harga pokok.
Tujuan Mark Up
Mark up memiliki beberapa tujuan utama, yaitu:
Menutupi Biaya: Mark up membantu menutupi biaya-biaya yang terkait dengan produksi, distribusi, dan penjualan produk atau layanan.
Menghasilkan Laba: Mark up digunakan untuk memastikan perusahaan memperoleh laba dari penjualan produk atau layanan.
Penyesuaian Pasar: Mark up memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan harga produk atau layanan sesuai dengan kondisi pasar, permintaan konsumen, dan strategi kompetitif.
Rumus Mark Up
Rumus mark up dapat dinyatakan dalam bentuk berikut:
Mark Up (%) = (Harga Jual − Harga Pokok / Harga Pokok) ×100%
Penjelasan Rumus
Harga Jual: Harga di mana produk atau layanan dijual kepada konsumen.
Harga Pokok: Biaya produksi atau biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk atau layanan.
Contoh, jika suatu produk memiliki harga pokok sebesar $100 dan dijual dengan harga $150, maka mark up-nya dapat dihitung sebagai berikut:
Mark Up (%) = (150 − 100 / 100) × 100% = 50%
Ini berarti perusahaan menerapkan mark up sebesar 50% dari harga pokok untuk menentukan harga jual produk tersebut.
Cara Menghitung Mark Up
Menghitung mark up melibatkan beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menentukan harga jual produk atau layanan. Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung mark up:
Langkah 1: Menentukan Harga Pokok
Langkah pertama adalah menentukan harga pokok dari produk atau layanan. Harga pokok mencakup semua biaya yang terkait dengan produksi, seperti bahan baku, tenaga kerja, overhead, dan biaya lainnya yang langsung berhubungan dengan produksi.
Langkah 2: Menentukan Mark Up Persentase
Langkah kedua adalah menentukan persentase mark up yang akan diterapkan. Persentase ini dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti biaya produksi, permintaan pasar, dan strategi perusahaan.
Langkah 3: Menghitung Harga Jual
Langkah ketiga adalah menghitung harga jual dengan menggunakan rumus mark up yang telah dijelaskan sebelumnya. Berikut adalah contoh cara menghitung harga jual dengan mark up:
Misalkan sebuah perusahaan memiliki biaya produksi (harga pokok) sebesar $100 dan ingin menerapkan mark up sebesar 40%. Maka harga jualnya dapat dihitung sebagai berikut:
Harga Jual = Harga Pokok + (Harga Pokok × Mark Up (%)
Harga Jual = 100 + (100 × 0.40)
Harga Jual =100 + 40
Harga Jual =140
Ini berarti produk tersebut akan dijual dengan harga $140, yang mencakup harga pokok $100 dan mark up $40.
Langkah 4: Meninjau dan Menyesuaikan
Langkah terakhir adalah meninjau harga jual yang telah dihitung dan menyesuaikannya jika diperlukan. Perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti reaksi pasar, harga kompetitor, dan strategi harga keseluruhan sebelum menetapkan harga akhir.
Contoh Mark Up
Untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang konsep mark up, berikut adalah beberapa contoh praktis yang dapat diaplikasikan dalam berbagai industri:
Contoh 1: Industri Ritel
Sebuah toko pakaian membeli kaos dari pemasok dengan harga pokok $20 per kaos. Toko tersebut ingin menerapkan mark up sebesar 50% untuk menutupi biaya operasional dan menghasilkan laba. Harga jual kaos tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
Harga Jual = Harga Pokok + (Harga Pokok × Mark Up (%)
Harga Jual = 20 + (20 × 0.50)
Harga Jual = 20 + 10
Harga Jual = 30
Dengan mark up 50%, kaos tersebut dijual dengan harga $30 per kaos.