Trading
Definisi Margin Laba Operasi
Margin laba operasi adalah rasio yang digunakan untuk mengukur persentase laba operasional terhadap penjualan bersih suatu perusahaan. Rasio ini menunjukkan "pure profit" yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan, yang murni berasal dari operasi perusahaan tanpa mempertimbangkan kewajiban finansial seperti bunga pinjaman atau pajak.
Rumus untuk menghitung Operating Profit Margin adalah dengan membagi laba operasional dengan penjualan bersih. Laba operasional sendiri diperoleh dengan mengurangi laba kotor dengan beban operasional, yang mencakup biaya penjualan, serta biaya umum dan administrasi.
Semakin tinggi rasio margin laba operasional, semakin besar pula laba operasional yang dihasilkan dari penjualan bersih perusahaan.
Rumus Margin Laba Operasi
Berikut adalah rumus mencari margin laba operasi sebuah perusahaan:
Margin Laba Operasi = (Laba operasional : Penjualan bersih) x 100%
Nilai margin laba operasi menggambarkan seberapa besar bagian dari penjualan perusahaan yang tetap ada setelah meng-cover seluruh biaya operasional. Semakin tinggi nilai OPM, semakin efisien perusahaan dalam mengelola biaya untuk menghasilkan penjualan.
Contoh Cara Menghitung Margin Laba Operasi
Misalnya, sebuah perusahaan memiliki data penjualan bersih (revenue) sebesar Rp1.000.000.000 dan laba operasional (operating profit) sebesar Rp250.000.000. Maka untuk menghitung margin laba operasinya ada sebagai berikut:
Margin Laba Operasi = (250.000.000 : 1.000.000.000) 100%
= 0,25 x 100%
= 25%
Jadi, margin laba operasi perusahaan ini adalah 25%. Artinya, perusahaan menghasilkan laba operasional sebesar 25% dari setiap rupiah penjualan yang dilakukan.
Fungsi Margin Laba Operasi
1. Mengukur Keberhasilan Operasional
Margin laba operasi berfungsi untuk menunjukkan seberapa banyak perusahaan dapat mempertahankan setiap dolar penjualan setelah mengurangi biaya operasional. Misalnya, jika margin operasi 60%, perusahaan menyimpan 60 sen dari setiap dolar penjualan.
2. Penggunaan Dana yang Dihasilkan
Uang yang disimpan dapat digunakan untuk membayar biaya non-operasional seperti bunga pinjaman atau pajak, serta untuk investasi kembali dalam bisnis atau distribusi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.
3. Menunjukkan Stabilitas Finansial
Margin yang lebih tinggi membantu perusahaan membayar biaya non-operasional dan menunjukkan stabilitas finansial yang lebih baik, mempermudah pembayaran utang dan memberikan nilai lebih kepada pemegang saham.
4. Mengukur Efisiensi Bisnis
Margin tinggi menunjukkan efisiensi yang lebih baik, di mana biaya untuk menghasilkan penjualan lebih rendah, sehingga perusahaan membutuhkan penjualan lebih sedikit untuk menghasilkan laba besar.
5. Mengurangi Risiko Finansial
Margin laba operasi yang tinggi menandakan risiko yang lebih rendah, karena perusahaan dapat lebih mudah menangani kenaikan biaya tak terduga, seperti lonjakan harga bahan baku atau kenaikan gaji pekerja.