Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Setiap orang yang melakukan investasi saham pasti mengharapkan keuntungan atau return positif dari portofolio sahamnya. Keuntungan yang diperoleh dari kenaikan nilai saham ditambah dengan dividen dan bunga inilah yang dinamakan imbal hasil total saham.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai konsep imbal hasil saham. Mulai dari definisi, jenis-jenisnya, hingga indikator yang mempengaruhi imbal hasil saham. Mari simak lebih lanjut!
Bagi para investor, istilah imbal hasil atau return tentu sudah tidak asing lagi, terutama dalam konteks investasi saham. Secara sederhana, imbal hasil saham adalah perubahan nilai saham yang terjadi seiring waktu.
Total imbal hasil saham tidak hanya diambil dari kenaikan harga saham tetapi juga pendapatan berupa dividen dan bunga. Imbal hasil saham dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori:
Imbal hasil positif, di mana investasi berhasil memberikan keuntungan.
Imbal hasil negatif, di mana investor mengalami kerugian dari investasinya.
Nominal return mengacu pada jumlah keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari investasi saham tanpa memperhitungkan faktor seperti pajak, inflasi, atau biaya lainnya.
Contoh kasus:
Jika seorang investor membeli saham seharga Rp10 juta di 2020 dan menjualnya seharga Rp12 juta di 2024, maka nominal return-nya adalah Rp2 juta. Sementara presentasenya yaitu 20%.
Rumus perhitungannya:
Nominal Return = (Nilai Pasar Saat Ini - Nilai Investasi Awal) : Nilai Investasi Awal
= (12.000.000 - 10.000.000) : 10.000.000
= 2.000.000 : 10.000.000
= 0,2 atau 20%
2. Real Return
Real return atau imbal hasil real, memperhitungkan faktor-faktor eksternal seperti inflasi yang mempengaruhi nilai aset. Karena adanya inflasi atau pajak, real return biasanya lebih kecil dibandingkan nominal return. Dengan menghitung real return, investor dapat mengetahui nilai real dari aset investasinya setelah mempertimbangkan faktor eksternal.
Contoh kasus:
Jika nominal return suatu saham adalah 10% dan tingkat inflasi selama periode tersebut adalah 4%, maka real return-nya adalah 5,7%. Angka tersebut dapat dihitung menggunakan rumus di bawah ini.
Rumus perhitungannya:
Real Return = [(1 + Nominal Return) : (1 + Inflasi)] − 1
= [(1 + 0,1) : (1 + 0,04)] - 1
= (1,1 : 1,04) - 1
= 1,05 - 1
= 0,057 atau 5,7%
Imbal hasil saham erat kaitannya dengan pergerakan harga saham, yang dipengaruhi oleh tiga faktor utama:
Faktor fundamental berfokus pada kondisi internal perusahaan, seperti pendapatan, profitabilitas, serta kinerja operasional. Perusahaan yang memiliki performa keuangan yang baik cenderung menghasilkan imbal hasil yang lebih stabil dan positif.
Faktor teknikal mencakup kondisi eksternal seperti inflasi, likuiditas pasar, tren harga, dan demografi. Faktor ini sering digunakan oleh investor untuk menganalisis pergerakan harga saham berdasarkan pola historis dan volume perdagangan.
Sentimen pasar merujuk pada psikologi kolektif pelaku pasar, yang sering kali bersifat subjektif. Ekspektasi dan asumsi investor dapat memengaruhi permintaan dan penawaran saham, sehingga berdampak pada harga saham dan imbal hasilnya.
Trade with HSB Investasi easily
Masukkan deposit dan withdrawal trading secara instan via Bank Segregasi HSB
Registered & supervised by
Trade with HSB Investasi easily
Masukkan deposit dan withdrawal trading secara instan via Bank Segregasi HSB
Registered & supervised by
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Nomor HP tidak valid
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Minimal 8 karakter
Setidaknya 1 angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil
Artikel Terpopuler HSB