Gross Profit Margin

Pengertian Gross Profit Margin

Marjin Laba Kotor (dikenal juga sebagai Gross Profit Margin) adalah indikator keuangan yang menilai efisiensi perusahaan dalam menciptakan keuntungan dari penjualan, sebelum memperhitungkan biaya operasional lainnya seperti biaya administrasi, pemasaran, dan bunga. Rasio ini mencerminkan persentase dari pendapatan penjualan yang melebihi biaya barang yang terjual (Cost of Goods Sold, COGS).

Dalam kata lain, Gross Profit Margin memberikan gambaran tentang seberapa baik perusahaan mengendalikan biaya produksi atau pembelian barangnya. Rasio yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki lebih banyak uang untuk menutupi biaya operasional, investasi, atau untuk dividen.

Rumus Gross Profit Margin

Gross Profit Margin=(Gross Profit/Total Revenue) x 100%

Gross Profit = Total Revenue - Cost of Goods Sold (COGS)

Total Revenue = total pendapatan yang diterima dari penjualan barang atau jasa.

Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan memiliki pendapatan total sebesar Rp1.000.000 dan biaya barang terjualnya sebesar Rp600.000, maka laba kotor (gross profit) adalah Rp400.000. Gross Profit Margin-nya adalah (400.000/1.000.000)×100%=40%)

Ini berarti 40% dari pendapatan penjualan adalah laba kotor yang dapat digunakan untuk menutupi biaya lainnya dan keuntungan.

Cara Kerja Gross Profit Margin

1. Menghitung Laba Kotor

Pertama-tama, kita perlu menghitung laba kotor. Ini adalah selisih antara pendapatan total dari penjualan dan biaya pokok penjualannya. 

2. Menghitung Gross Profit Margin

Setelah mendapatkan laba kotor, kita bisa menghitung Gross Profit Margin dengan membagi laba kotor dengan pendapatan total, kemudian dikalikan 100 untuk mendapatkan persentasenya.

3. Interpretasi Gross Profit Margin

-Tinggi: Sebuah Gross Profit Margin yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki biaya produksi yang rendah relatif terhadap harga jualnya, yang bisa menjadi tanda efisiensi operasional atau dominasi pasar.

-Rendah: Sebaliknya, Gross Profit Margin yang rendah bisa menandakan persaingan harga yang ketat, biaya produksi yang tinggi, atau kombinasi keduanya.

4. Perbandingan dengan Kompetitor dan Industri

Gross Profit Margin perusahaan sebaiknya dibandingkan dengan kompetitor dan rata-rata industri untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam. Sebuah Gross Profit Margin yang lebih tinggi dari rata-rata industri dapat menandakan keunggulan kompetitif, sementara Gross Profit Margin yang lebih rendah mungkin memerlukan investigasi lebih lanjut untuk menentukan penyebabnya.

5. Pengaruh Gross Profit Margin terhadap Keputusan

Manajemen seringkali menggunakan Gross Profit Margin sebagai indikator kinerja dan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan strategis, termasuk penetapan harga, pengeluaran untuk riset dan pengembangan, serta strategi pemasaran.

Bedanya Gross dan Margin Lain

1. Gross Profit Margin

Definisi: Menunjukkan persentase dari pendapatan penjualan yang melebihi biaya pokok produksi atau penjualan.

Fokus: Efisiensi operasional dalam menghasilkan produk atau layanan.

2. Operating Profit Margin

Definisi: Menunjukkan persentase dari pendapatan penjualan yang melebihi biaya pokok produksi dan biaya operasional lainnya.

Fokus: Efisiensi keseluruhan operasi perusahaan, termasuk biaya overhead dan administrasi.

3. Net Profit Margin

Definisi: Menunjukkan persentase dari pendapatan penjualan yang tersisa setelah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk pajak dan bunga.

Fokus: Keuntungan yang diperoleh perusahaan setelah memperhitungkan semua biaya dan pengeluaran.

4. EBITDA Margin

Definisi: Mengukur profitabilitas operasional perusahaan sebelum mempertimbangkan biaya amortisasi, depresiasi, bunga, dan pajak.

Fokus: Profitabilitas operasional tanpa mempertimbangkan biaya non-operasional dan non-kas.