Trading
Pengertian Fungibility
Fungibility adalah konsep ekonomi yang mengacu pada aset yang dapat dipertukarkan dengan unit yang sejenis tanpa kehilangan nilainya. Aset yang bersifat fungible memiliki karakteristik yang seragam, sehingga setiap unitnya dianggap sama dan dapat saling menggantikan.
Fungibility memungkinkan aset-aset tersebut dipertukarkan secara bebas di pasar karena setiap unit dianggap setara, baik dalam nilai maupun fungsinya. Contoh yang paling umum dari aset fungible adalah uang, di mana satu lembar uang kertas Rp 100.000 memiliki nilai yang sama dengan lembar uang kertas Rp 100.000 lainnya.
Jenis Fungible Assets
Ada beberapa jenis fungible assets yang umum ditemukan dalam berbagai sektor ekonomi:
1. Mata Uang
Semua uang kertas dan koin dari denominasi yang sama bersifat fungible. Misalnya, satu dolar AS dapat ditukar dengan satu dolar AS lainnya tanpa ada perbedaan nilai atau fungsinya.
2. Komoditas
Barang-barang komoditas seperti emas, minyak, dan gandum juga termasuk aset fungible. Setiap ons emas, misalnya, memiliki nilai yang sama di mana pun ia diperdagangkan, selama kualitasnya memenuhi standar.
3. Saham
Saham perusahaan yang diperdagangkan di bursa juga bersifat fungible. Setiap saham dari perusahaan yang sama dengan jenis yang sama dapat dipertukarkan tanpa ada perbedaan nilai antara saham-saham tersebut.
4. Obligasi
Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah atau korporasi dengan spesifikasi yang sama, seperti tingkat bunga dan tanggal jatuh tempo, juga termasuk dalam aset fungible karena mereka dapat diperdagangkan secara setara.
Subjektifitas Fungibility
Fungibility dapat memiliki aspek subjektifitas tergantung pada bagaimana aset tersebut dipandang oleh individu atau kelompok. Dalam beberapa kasus, dua unit aset yang secara teoritis fungible mungkin dianggap berbeda karena faktor subjektif, seperti emosi atau nilai historis.
Contoh dari subjektivitas ini adalah:
1. Koleksi Uang Kuno
Meskipun mata uang tunai pada dasarnya bersifat fungible, uang kertas atau koin langka dari periode tertentu mungkin dianggap lebih berharga oleh kolektor, sehingga menghilangkan sifat fungiblenya dari perspektif pasar kolektor.
2. Seni atau Barang Koleksi
Barang-barang seperti karya seni atau barang koleksi sering kali tidak dianggap fungible karena setiap karya atau barang koleksi memiliki karakteristik unik yang membuatnya tidak dapat digantikan oleh yang lain.
3. Aset Digital
Dalam konteks cryptocurrency, sebagian besar token seperti Bitcoin dianggap fungible karena setiap Bitcoin memiliki nilai yang sama. Namun, dalam kasus non-fungible tokens (NFT), token tersebut tidak bersifat fungible karena setiap token memiliki karakteristik unik yang tidak dapat digantikan dengan token lainnya.
Contoh Fungibility
Untuk lebih memahami konsep fungibility, berikut adalah beberapa contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari:
1. Mata Uang
Ketika Anda membayar kopi seharga Rp 50.000, Anda bisa menggunakan dua lembar Rp 20.000 dan satu lembar Rp 10.000, atau lima lembar Rp 10.000. Nilainya tetap sama, menunjukkan bahwa uang tersebut bersifat fungible.
2. Saham Perusahaan
Jika Anda memiliki 100 lembar saham dari perusahaan X, saham-saham tersebut dapat dipertukarkan dengan saham lain dari perusahaan yang sama di pasar, karena setiap saham memiliki nilai dan hak yang sama.
3. Emas Batangan
Setiap 1 gram emas murni memiliki nilai yang sama, terlepas dari di mana emas tersebut dibeli atau diperdagangkan. Ini menjadikan emas sebagai komoditas yang bersifat fungible.