Trading & kelola akun MT di Aplikasi HSB Trading

Deflasi

Pengertian Deflasi

Deflasi adalah kondisi ekonomi di mana harga barang dan jasa secara umum mengalami penurunan dalam jangka waktu tertentu. Berbeda dengan inflasi yang menyebabkan harga barang dan jasa naik, deflasi justru menurunkan harga. Meskipun penurunan harga bisa menguntungkan konsumen dalam jangka pendek, deflasi dapat berdampak negatif bagi perekonomian secara keseluruhan.

Penurunan harga ini dapat membuat konsumen dan bisnis menunda pembelian dan investasi dengan harapan harga akan terus turun. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan permintaan, melambatnya produksi, dan meningkatnya pengangguran.

Penyebab Deflasi

Deflasi bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

A. Penurunan Permintaan Agregat

Ketika permintaan agregat, yaitu total permintaan untuk barang dan jasa dalam perekonomian, menurun, hal ini dapat menyebabkan penurunan harga. Penurunan permintaan agregat bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

  • Resesi Ekonomi: Dalam periode resesi, pendapatan masyarakat menurun, yang mengakibatkan penurunan konsumsi dan investasi.

  • Pengurangan Belanja Konsumen: Ketika konsumen mengurangi pengeluaran mereka, misalnya karena ketidakpastian ekonomi atau peningkatan tabungan.

  • Pengurangan Investasi: Ketika perusahaan menunda atau mengurangi investasi karena prospek ekonomi yang tidak pasti.

B. Peningkatan Penawaran Agregat

Penurunan harga juga bisa terjadi jika ada peningkatan penawaran agregat, yaitu total pasokan barang dan jasa dalam perekonomian. Peningkatan penawaran agregat bisa disebabkan oleh:

  • Kemajuan Teknologi: Kemajuan teknologi yang pesat dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan penawaran barang dan jasa.

  • Penurunan Biaya Produksi: Misalnya, penurunan harga bahan baku atau energi dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan penawaran.

  • Kebijakan Pemerintah: Kebijakan yang mendukung produksi dan investasi, seperti insentif pajak atau deregulasi, dapat meningkatkan penawaran agregat.

C. Kebijakan Moneter Ketat

Bank sentral dapat menyebabkan deflasi dengan menerapkan kebijakan moneter yang ketat, seperti:

  • Peningkatan Suku Bunga: Suku bunga yang tinggi membuat pinjaman menjadi lebih mahal, yang dapat mengurangi konsumsi dan investasi.

  • Pengurangan Jumlah Uang Beredar: Pengurangan likuiditas dalam sistem keuangan dapat mengurangi permintaan barang dan jasa, sehingga menekan harga.

Contoh Deflasi

Deflasi telah terjadi beberapa kali dalam sejarah ekonomi berbagai negara. Berikut adalah beberapa contoh terkenal:

a. The Great Depression (1930-an)

Salah satu contoh deflasi paling signifikan adalah selama Great Depression di Amerika Serikat pada tahun 1930-an. Selama periode ini, perekonomian AS mengalami kontraksi besar-besaran, dengan penurunan tajam dalam permintaan agregat. Harga barang dan jasa turun secara drastis, dengan tingkat deflasi mencapai sekitar 10% per tahun pada puncaknya. Deflasi ini memperburuk depresi karena konsumen dan bisnis menunda pengeluaran, menyebabkan penurunan lebih lanjut dalam produksi dan peningkatan pengangguran.

b. Jepang (1990-an dan 2000-an)

Contoh lain yang terkenal adalah deflasi di Jepang, yang dimulai pada awal 1990-an setelah pecahnya gelembung aset di akhir 1980-an. Selama periode ini, harga properti dan saham jatuh, menyebabkan deflasi yang berkepanjangan. Pemerintah dan Bank of Japan telah berupaya keras untuk mengatasi deflasi ini melalui berbagai kebijakan moneter dan fiskal, namun deflasi terus berlanjut hingga tahun 2000-an. Deflasi di Jepang dikenal sebagai "dekade yang hilang" karena dampaknya yang panjang dan berlarut-larut pada ekonomi.

c. Krisis Keuangan Global (2008-2009)

Selama krisis keuangan global pada 2008-2009, banyak negara mengalami deflasi jangka pendek. Ketika krisis terjadi, permintaan agregat menurun drastis, menyebabkan penurunan harga. Meskipun deflasi ini tidak berlangsung lama, itu memberikan contoh bagaimana krisis keuangan dapat memicu penurunan harga yang signifikan.

d. Eurozone (2014-2015)

Pada periode 2014-2015, beberapa negara di zona euro mengalami deflasi. Hal ini disebabkan oleh lemahnya permintaan agregat, penurunan harga minyak, dan ketidakstabilan ekonomi di beberapa negara anggota. Bank Sentral Eropa (ECB) merespons dengan meluncurkan program pelonggaran kuantitatif untuk meningkatkan likuiditas dan mendorong inflasi kembali ke tingkat yang diinginkan

Trade with HSB Investasi easily

dollar icon

Masukkan deposit dan withdrawal trading secara instan via Bank Segregasi HSB

Registered & supervised by

icon bca

Daftar Isi

Trade with HSB Investasi easily

dollar icon

Masukkan deposit dan withdrawal trading secara instan via Bank Segregasi HSB

Registered & supervised by

icon bca
DISCLAIMER
Artikel ini bersifat informatif dan edukatif, ditujukan sebagai sumber pembelajaran dan bukan sebagai saran dalam pengambilan keputusan. Perlu Anda pahami bahwa produk dengan leverage tinggi memiliki potensi risiko kerugian yang juga tinggi, sehingga perlu dikelola dengan baik melalui pemahaman dan kemampuan analisa yang tepat. HSB Investasi tidak bertanggung jawab atas kesalahan keputusan yang dibuat berdasarkan konten ini. Sesuai ketentuan yang berlaku, HSB hanya menyediakan 45 instrumen trading yang dapat Anda pelajari di website resmi kami.
Buka Akun Demo dan Trading Tanpa Risiko

Silahkan masukan nomor HP

Nomor Handphone harus dimulai dengan 8

Nomor HP tidak valid

Kode verifikasi dperlukan

Kode verifikasi salah

Silakan masukkan password

Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka

Minimal 8 karakter

Setidaknya 1 angka

Setidaknya 1 huruf besar

Setidaknya 1 huruf kecil