Brexit

Apa itu Brexit?

Brexit adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses keluarnya Britania Raya (United Kingdom) dari Uni Eropa (EU). Kata "Brexit" sendiri merupakan gabungan dari "Britain" dan "Exit." 

Brexit dimulai dengan referendum yang diadakan pada 23 Juni 2016, di mana mayoritas rakyat Britania Raya memilih untuk meninggalkan Uni Eropa. Proses ini secara resmi dimulai pada 29 Maret 2017 ketika pemerintah Inggris mengaktifkan Pasal 50 dari Perjanjian Lisbon, memulai proses formal keluarnya negara tersebut dari Uni Eropa yang berlangsung hingga 31 Januari 2020.

Faktor Pendorong Brexit

Brexit didorong oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pandangan masyarakat Britania Raya terhadap keanggotaan negara mereka di Uni Eropa:

1. Kedaulatan Nasional: Banyak warga Inggris merasa bahwa Uni Eropa terlalu banyak mengatur urusan dalam negeri negara-negara anggotanya, mengurangi kedaulatan nasional Britania Raya.

2. Kontrol Imigrasi: Isu imigrasi, terutama dari negara-negara anggota Uni Eropa lainnya, menjadi salah satu topik panas dalam kampanye Brexit. Banyak yang berpendapat bahwa Britania Raya harus memiliki kontrol lebih besar atas perbatasannya.

3. Ekonomi: Ada kekhawatiran bahwa kebijakan ekonomi Uni Eropa, termasuk kontribusi ke anggaran EU, tidak menguntungkan Britania Raya secara keseluruhan.

4. Ketidakpuasan terhadap Birokrasi Uni Eropa: Beberapa pihak merasa bahwa Uni Eropa terlalu birokratis dan tidak responsif terhadap kebutuhan dan kekhawatiran warga Inggris.

Alasan Brexit

Beberapa alasan utama yang mendorong keputusan Brexit meliputi:

1. Ketidakpuasan terhadap Kebijakan Imigrasi EU: Banyak warga Inggris khawatir tentang dampak imigrasi terhadap pekerjaan, layanan publik, dan identitas nasional. Mereka merasa kebijakan imigrasi Uni Eropa membuat Inggris tidak bisa mengontrol siapa yang masuk ke negara mereka.

2. Kedaulatan dan Demokrasi: Ada pandangan bahwa Britania Raya harus mengambil kembali kontrol penuh atas hukumnya sendiri dan tidak terikat oleh keputusan yang dibuat di Brussels (pusat pemerintahan Uni Eropa).

3. Ekonomi dan Kontribusi Finansial: Ada anggapan bahwa Britania Raya memberikan kontribusi finansial yang besar kepada Uni Eropa tetapi tidak mendapatkan manfaat yang sepadan.

4. Regulasi dan Aturan Uni Eropa: Beberapa kelompok mengkritik regulasi Uni Eropa yang dianggap memberatkan bisnis kecil dan menengah di Britania Raya.

Efek Peristiwa Brexit

Brexit memiliki berbagai dampak yang signifikan bagi Britania Raya, Uni Eropa, dan dunia secara keseluruhan:

1. Ekonomi: Pasar keuangan global mengalami volatilitas yang signifikan setelah referendum Brexit. Poundsterling mengalami penurunan tajam, dan ketidakpastian politik mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Britania Raya.

2. Perdagangan: Dengan meninggalkan Uni Eropa, Britania Raya juga keluar dari pasar tunggal dan serikat pabean EU, yang berdampak pada perdagangan dengan negara-negara Eropa. Perusahaan-perusahaan Inggris harus menyesuaikan diri dengan tarif dan peraturan baru.

3. Politik: Brexit memicu perpecahan politik dalam negeri, termasuk perdebatan mengenai perbatasan Irlandia Utara dan masa depan Skotlandia dalam Britania Raya.

4. Hubungan Internasional: Brexit mengubah dinamika hubungan Britania Raya dengan Uni Eropa dan negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara persemakmuran.

Contoh Tragedi Brexit

Salah satu contoh "tragedi" Brexit adalah kerugian yang dialami oleh perusahaan-perusahaan kecil dan menengah di Inggris yang bergantung pada perdagangan dengan Uni Eropa. Banyak dari mereka mengalami penurunan penjualan karena tarif baru dan komplikasi logistik. Contoh lain adalah ketidakpastian yang dihadapi oleh warga Uni Eropa yang tinggal di Britania Raya, serta warga Inggris yang tinggal di Uni Eropa, terkait status hak tinggal dan pekerjaan mereka