Trading
Pengertian Basis Point (BPS)
Basis point (bps) adalah satuan unit pengukuran yang digunakan dalam keuangan untuk menggambarkan perubahan kecil dalam suku bunga, hasil obligasi, dan instrumen keuangan lainnya. Satu basis point sama dengan 0,01% atau 1/100 dari satu persen. Dengan kata lain, 100 basis point setara dengan 1%. Penggunaan basis point membantu menghindari ambiguitas dan memastikan kejelasan ketika berbicara tentang perubahan persentase kecil dalam konteks keuangan.
Manfaat Basis Point
Penggunaan basis point dalam keuangan memiliki beberapa manfaat penting:
Presisi Tinggi: Basis point memungkinkan pengukuran dan komunikasi perubahan suku bunga atau hasil dengan presisi tinggi, yang sangat penting dalam keputusan investasi dan manajemen risiko.
Kejelasan dalam Komunikasi: Dengan menggunakan basis point, perbedaan antara perubahan kecil dan besar dalam suku bunga atau hasil dapat dijelaskan dengan lebih jelas dan menghindari kesalahpahaman.
Standarisasi: Basis point memberikan standar yang konsisten untuk membandingkan perubahan di berbagai instrumen keuangan dan pasar, yang penting bagi analis keuangan dan investor.
Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik: Informasi yang lebih tepat dan jelas tentang perubahan suku bunga atau hasil membantu investor, manajer portofolio, dan pembuat kebijakan membuat keputusan yang lebih baik dan terinformasi.
Penyederhanaan Perhitungan: Basis point menyederhanakan perhitungan perubahan persentase, terutama ketika berurusan dengan perubahan kecil yang mungkin sulit ditangani dalam bentuk desimal atau persen.
Cara Kerja Basis Point
Basis point digunakan untuk mengukur perubahan dalam persentase kecil pada berbagai instrumen keuangan. Cara kerjanya melibatkan beberapa langkah dasar:
1. Menghitung Perubahan dalam Basis Point
Untuk menghitung perubahan dalam basis point, pertama-tama tentukan perubahan dalam persentase.
Ubah perubahan persentase tersebut menjadi basis point dengan mengalikannya dengan 100. Misalnya, perubahan 0,25% sama dengan 25 basis point (0,25 * 100 = 25 bps).
2. Menggunakan Basis Point dalam Suku Bunga
Jika suku bunga suatu obligasi meningkat dari 2% menjadi 2,50%, perubahan ini adalah 0,50%, yang setara dengan 50 basis point.
3. Aplikasi dalam Analisis Keuangan
Basis point sering digunakan dalam analisis keuangan untuk membandingkan perubahan suku bunga antara dua periode waktu atau untuk mengevaluasi dampak kebijakan moneter.
4. Penggunaan dalam Penetapan Harga
Dalam pasar obligasi dan instrumen utang lainnya, perubahan harga seringkali dinyatakan dalam basis point untuk memberikan kejelasan tentang dampak perubahan suku bunga.
Contoh Basis Point
Berikut adalah beberapa contoh yang menggambarkan penggunaan basis point dalam berbagai konteks keuangan:
Perubahan Suku Bunga: Bank sentral mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis point. Jika suku bunga acuan sebelumnya adalah 2%, kenaikan ini berarti suku bunga baru adalah 2,25%.
Hasil Obligasi: Hasil obligasi 10 tahun meningkat dari 3,00% menjadi 3,50%. Peningkatan ini setara dengan 50 basis point (0,50%).
Spread Kredit: Spread kredit antara obligasi perusahaan dan obligasi pemerintah adalah 150 basis point. Ini berarti obligasi perusahaan menawarkan hasil yang 1,50% lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi pemerintah.
Diskon Tarif Bunga: Sebuah bank menawarkan diskon tarif bunga hipotek sebesar 10 basis point untuk nasabah yang memenuhi syarat. Jika tarif bunga standar adalah 4%, diskon ini berarti tarif bunga baru adalah 3,90%.
Analisis Investasi: Seorang analis investasi melaporkan bahwa hasil tahunan portofolio meningkat sebesar 35 basis point dibandingkan tahun sebelumnya. Jika hasil tahunan sebelumnya adalah 5%, peningkatan ini berarti hasil tahunan baru adalah 5,35%.